Bantu Atasi Kelangkaan Pupuk, Mahasiswa KKN Undip Sosialisasikan Pembuatan Pupuk Organik
Sosialisasi pembuatan pupuk organik oleh mahasiswa KKN Undip kepada masyarakat Desa Kemusu di Balai Desa Kemusu pada Rabu (2/8). (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Boyolali – Mahasiswa tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) membantu masyarakat Desa Kemusu mengatasi kelangkaan pupuk dengan menggelar sosialisasi pembuatan pupuk organik pada Rabu (2/8) di Balai Desa Kemusu.
Selain pemaparan materi, kegiatan ini juga dibarengi dengan praktik pembuatan pupuk organik secara langsung. Baik perangkat Desa Kemusu maupun Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), antusias menyaksikan praktik pembuatan pupuk organik.
Pembagian pupuk yang tidak merata dan terbatasnya subsidi pupuk yang dibagikan menjadi latar belakang mahasiswa KKN Undip membuat pupuk yang berasal dari limbah rumah tangga.
Pupuk cair dibuat dari air bekas cucian beras yang sudah tidak terpakai dan biasanya akan dibuang secara cuma-cuma, sedangkan pupuk padat dibuat dengan memanfaatkan sampah dapur berupa sisa sayur dan daun-daun kering.
Mayoritas penduduk di Desa Kemusu memiliki mata pencaharian sebagai petani. Tak ayal, pupuk menjadi kebutuhan yang selalu mereka prioritaskan. Kelangkaan pupuk kimia yang biasa mereka pakai menbuat masyarakat kesulitan dalam mengolah sawah dan ladang mereka.
Selain itu, penggunaan pupuk kimia secara masif dan berkelanjutan membawa efek yang buruk bagi tanah dan lingkungan, seperti tanah menjadi keras, peningkatan hama mikroorganisme pengganggu tanaman, hingga mengancam putusnya mata rantai makanan.
Oleh karena itu, mahasiswa KKN Undip berinisiatif untuk memperkenalkan pupuk organik yang ramah lingkungan dan mudah dibuat sebagai alternatif penggunaan pupuk kimia.
“Pupuk disini bisa dikatakan langka, karena selain distribusinya yang tidak merata, pembagian pupuk itu sendiri tidak tepat sasaran alias tidak merata. Oleh karenanya, kita mau membuat pupuk dengan bahan baku yang mudah didapat dan tidak merusak lingkungan,” jelas Ridza Dewananta selaku penanggung jawab program kerja.
Harapannya, dengan sosialisasi pembuatan pupuk organik, masyarakat dapat mengaplikasikannya tatkala ketersediaan pupuk yang biasa mereka pakai tidak dapat memenuhi kebutuhan pertanian. (FA)